
STIT UW – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al Urwatul Wutsqo (STIT UW) berhasil menggelar debat terbuka untuk calon Presiden Mahasiswa (Presma), Himpunan Mahasiswa (HIMA) Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI), dan HIMA Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI). Acara berlangsung pada hari Senin (26, Januari 2025) di aula kampus dengan penuh antusiasme dari peserta maupun audiens.
Debat ini dibuka secara resmi oleh Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan, Dr. Hj. Chumaidah Syc, M.Pd.I. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi terhadap semangat demokrasi mahasiswa. “Kegiatan seperti ini sangat penting untuk mencetak pemimpin masa depan yang memiliki karakter progresif, responsif, dan intelektual,” ungkapnya.
Mengusung tema “Mewujudkan Kepemimpinan yang Progresif, Responsif, dan Intelektual”, acara ini menjadi momen penting bagi para kandidat untuk memaparkan visi, misi, serta program kerja mereka di hadapan para mahasiswa. Tema ini dipilih sebagai cerminan kebutuhan kampus akan pemimpin yang mampu menghadapi tantangan zaman.
Turut hadir dalam acara ini, Ketua Program Studi (Kaprodi) Pendidikan Agama Islam, Dr. Moch Sya’roni Hasan, M.Pd.I, (Kaprodi) Manajemen Pendidikan Islam, Solechan, M.Pd.I. (Sekprodi) Bimbingan Penyuluh Islam, Elisa Nurul Qomariyah, M.Pd.I. Kehadirannya menunjukkan dukungan penuh terhadap kegiatan kemahasiswaan yang memperkuat nilai-nilai demokrasi di lingkungan STIT UW.
Debat diikuti oleh tiga pasang kandidat dari masing-masing organisasi. Masing-masing kandidat diberikan kesempatan untuk menyampaikan visi-misi dan menjawab berbagai pertanyaan dari moderator serta audiens. Beragam ide inovatif dan strategi pembangunan kampus menjadi highlight dalam pemaparan para kandidat.
Calon dari HIMA MPI (Azlan Adam dan Moh. Rizal Oktavio) menyoroti pentingnya kolaborasi antara mahasiswa, dosen, dan lembaga untuk meningkatkan kualitas akademik dan kegiatan kemahasiswaan. Mereka juga mengajukan inisiatif program yang mendukung pemberdayaan mahasiswa berbasis teknologi.
Sementara itu, kandidat dari HIMA PAI (Haspianto dan Zarkasi Giovani) mengedepankan program-program yang berfokus pada pengembangan spiritual dan karakter mahasiswa. Mereka berkomitmen untuk menciptakan lingkungan belajar yang Islami dan mendukung prestasi akademik mahasiswa.
Di sisi lain, calon Presma menekankan pentingnya kepemimpinan yang adaptif dan inovatif untuk menghadapi perubahan global. Mereka memaparkan berbagai inisiatif strategis, termasuk membangun jaringan kemitraan dengan organisasi luar kampus untuk meningkatkan eksistensi STIT UW di tingkat regional dan nasional.
Dr. Moch Sya’roni Hasan dalam kesempatan itu menyampaikan harapannya agar pemimpin yang terpilih mampu menjadi pelayan yang baik bagi mahasiswa dan membawa STIT UW ke arah yang lebih baik. “Kami ingin pemimpin yang bukan hanya memiliki visi besar, tetapi juga mampu merealisasikannya dengan nyata,” katanya.
Solechan, M.Pd.I., menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan langkah penting dalam menanamkan budaya demokrasi di lingkungan kampus. “Debat ini bukan hanya sekadar ajang kompetisi, tetapi juga momen pembelajaran bagi semua mahasiswa,” ujarnya.
Melalui debat terbuka ini, KPU BEM STIT UW (Putra Ahmad Faris dan Putri Lutfiyana) telah menunjukkan keberhasilannya dalam menjalankan proses demokrasi yang sehat. Pemilihan selanjutnya diharapkan dapat berjalan lancar dan menghasilkan pemimpin yang progresif, responsif, dan intelektual sesuai harapan bersama.